Kenali Sejarah Singkat Wayang Golek yang Menarik untuk Dipelajari

 

Wayang Golek merupakan salah satu seni pertunjukkan yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat. Daerah penyebaran dari Wayang Golek ini terbentang luas di Cirebon di sebelah timur hingga ke wilayah Banten di sebelah barat. Bahkan Wayang Golek pun juga berkembang di Jawa Tengah, di mana ini berbatasan dengan Jawa Barat yang sering juga dipertunjukkan pada pergelaran Wayang Golek.

Istilah wayang golek sendiri merupakan bahasa Jawa, di mana mengandung dua kata yakni wayang dan golek. Wayang untuk ‘bayangan’ atau ‘imajinasi’, dan golek untuk ‘mencari’. Kata ini setara dengan bahasa Indonesia yakni bayang dan mencari. Dalam kosa kata bahasa Jawa dan Indonesia sehari-hari modern, wayang bisa merujuk kepada wayang itu sendiri atau keseluruhan pertunjukan teater wayang.

Berikut merupakan sejarah dari wayang golek yang perlu kamu ketahui.

Sejarah Wayang Golek

Sejarah dari wayang golek mulai di abad ke 17. Awalnya, seni wayang golek datang dan lahir di pesisir utara pulau Jawa, khususnya di Cirebon, di mana wayang yang kala itu digunakan merupakan wayang cepak yang berbentuk papak atau kepala ceper.

Menurut legenda, Sunan Suci menggunakan Wayang Cepak ini dipakai untuk menyebarkan agama Islam di masyarakat. Kala itu pertunjukan wayang cepak pun masih menggunakan bahasa Cirebon di dalam dialognya. Kesenian dari wayang golek pun mulai berkembang di Jawa Barat pada masa ekspansi kesultanan mataram.

Wayang Golek pun mulai berkembang dengan dialog berbahasa Sunda. Sebagai tambahan, untuk membuatnya lebih baik dalam menyebarkan agama, wayang golek bahkan berfungsi untuk melengkapi acara syukuran atau ruwatan. Kala itu, acara wayang masih menggunakan sindhen sebagai pengiring.

Wayang Golek mulai menggunakan iringan sinden di tahun 1920, sampai saat ini Wayang Golek terus berkembang menjadi hiburan untuk masyarakat, khususnya di tanah Sunda.

Di dalam acara wayang golek ini, seperti pertunjukkan wayang lainnya, cerita dan permainan wayang dipersembahkan oleh seorang dalang. Perbedaannya adalah bahasa di dalam dialog yang dibawakan dengan menggunakan bahasa Sunda. Standar dari wayang golek sama seperti wayang kulit, misalnya di cerita Ramayana dan Mahabharata. Tapi perbedaannya adalah di dalam karakter bonekanya, penamaan, dan bentuk dari wayang itu memiliki versinya masing-masing, yakni versi Sunda.

Sebagai tambahan, untuk cerita Ramayana dan Mahabharata, ada juga cerita carangan. Di dalam cerita wayang ini, dalang akan membuat alur ceritanya sendiri di mana biasanya akan diambil dari cerita rakyat atau kehidupan sehari-hari.

Di dalam cerita carangan ini biasanya memiliki pesan moral, kritik, humor, dan lainnya. Di dalam cerita carangan biasanya tidak hanya merupakan pengembangan cerita, tapi juga ukuran dari kualitas dalang dalam membuat cerita. Di dalam pertunjukan wayang ini, selain diiringi oleh sinden juga diiringi dengan gamelan sunda seperti saron, peking, seledri, bonang, kenong, gong, rebab, gambang kempul, gendang dan gendang culant.

Di dalam perkembangannya, wayang golek tetap menjadi salah satu kesenian tradisional kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Terbukti sampai saat ini wayang golek masih terus mewarnai beragam acara besar di Jawa Barat.

Ada beberapa seniman yang terus mengembangkannya dengan sejumlah kreasi tambahan untuk membuat wayang golek menjadi terlihat lebih menarik dan juga tetap lestari tanpa akan menghilangkan pakem yang ada di dalamnya.

Nah, itulah sejarah singkat dari wayang golek yang perlu kamu ketahui.